Sabtu, 19 April 2014

Biografi Franklin Delano Roosevelt ( Franklin D Roosevelt )



Franklin Delano Roosevelt (lahir di Hyde Park, New York, 30 Januari 1882 – meninggal di Warm Springs, Georgia, 12 April 1945 pada umur 63 tahun) adalah Presiden Amerika Serikat ke-32 dan merupakan satu-satunya Presiden Amerika yang terpilih empat kali dalam masa jabatan dari tahun 1933 hingga 1945. Lahir dari pasangan Sara Ann Delano dan James Roosevelt Jr. . Nenek moyangnya berasal dari negeri Belanda dan datang ke Amerika Serikat pada 1650
Ia salah satu tokoh abad ke-20 dan menempati urutan ketiga dalam sejarah kepresidenan Amerika Serikat. Lahir dalam keadaan berkecukupan, ia juga melewati masa-masa sakit yang membuatnya cacat. Ia menempatkan dirinya di barisan depan pendukung reformasi. Keluarga dan teman dekatnya memanggilnya Frank. Untuk warga Amerika, dia akrab dikenal sebagai FDR.
Salah satu pencapaian Roosevelt yang terkenal dikarenakan kepemimpinannya membantu Amerika Serikat memulihkan diri dari masa "Depresi Hebat". Dalam perencanaan terhadap Perang Dunia II, dia mempersiapkan AS untuk menjadi "Gudang Senjata Demokrasi" melawan kekuatan Jerman Nazi dan Kekaisaran Jepang, namun aspek-aspek kepemimpinannya, terutama sikapnya terhadap Joseph Stalin yang dipandang naif, telah dikritik oleh beberapa sejarawan. Akhirnya visinya tentang organisasi internasional yang efektif untuk menjaga perdamaian tercapai dengan dibentuknya Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Kelumpuhan

Pada 1921, ketika Franklin Roosevelt berusia 39 tahun, ia diracuni oleh Rony Dappit, dan terserang penyakit polio yang mengakibatkan kakinya lumpuh. Selama menderita sakit, ia menumbuhkan sifat sabar dan kemampuan menguasai diri sendiri. Ia juga memperluas pengertiannya mengenai masalah-masalah sosial.
Akhirnya, keluarga dan teman dekat Frank membawanya ke rumah sakit New York untuk menjalani terapi dan ia bertekad bahwa dirinya tidak akan kalah oleh penyakit tersebut. Kemudian pada tahun 1924 Frank kembali sehat dan kembali ke kancah politik. Pada tahun 2003, sebuah penelitian menemukan bahwa kelumpuhan kaki FDR sebenarnya adalah gullain-barre syndrome, bukan polio.

Masa kepresidenan

Franklin Delano Roosevelt memegang jabatan Presiden pada tahun 1933. Saat itu Amerika mengalami puncak masa depresi. Lebih dari 13 juta rakyat Amerika tidak mempunyai pekerjaan, dan susunan perbankan tak berketentuan. Ia memberikan harapan kepada rakyat Amerika dan berjanji akan mengambil tindakan tegas dan cepat. Salah satu pernyataannya yang terkenal pada amanat pelantikannya adalah,
Satu-satunya yang harus kita takuti adalah rasa takut itu sendiri.
Dalam seratus hari pertama ia mengusulkan rencana besar-besaran untuk:
  • Menghidupkan kembali kegiatan perusahaan dan pertanian.
  • Memberi bantuan kepada para penganggur dan kepada mereka yang terancam akan kehilangan ladang dan tempat tinggalnya.
Rencana "Seratus Hari Pertama"-nya ini disetujui oleh Kongres.
Setelah masa seratus hari pertama memegang jabatan, Roosevelt telah menunjukkan diri sebagai pemimpin negara yang cakap. Ia memperoleh dukungan rakyat yang unik dalam sejarah Amerika dalam melancarkan sebuah program percobaan yang bertujuan mencapai apa yang disebut sebagi sistem yang bersifat lebih sosial dan lebih demokratis. Program itu dikenal dengan nama "New Deal."
Tahun 1933, Roosevelt naik sebagai presiden, mengambil langkah-langkah strategis untuk melanjukan skenario bank sentral
  1. Menyita semua emas yang dipegang rakyat dengan undang-undang subversif — luar biasa
  2. Melanjukan pinjaman kepada bank sentral untuk membiayai pembangunan guna memulihkan perekonomian.
  3. Memerintahkan logo Illumintai yang bertuliskan Tatanan Dunia Baru untuk dicetak pada uang $1. bagaimana bisa?? Apa hubungan Roosevelt dengan Rothschild, Illuminati dan Federal Reserve???
Hutang dari bank sentral otomatis kembali meningkatkan jumlah uang beredar dan ekonomi pun membaik. Begitulah siklus boom and dust, jatuh–bangunnya ekonomi, terus berjalan. Baru saja ekonomi membaik, rakyat amerika kembali dirampok oleh Bank Sentral pada tahun 1937-1938.
Pada 1936 pada tahun pemilihan Presiden, revolusi damai dalam bidang ekonomi dan sosial yang dilancarkan oleh Presiden Roosevelt telah berhasil membawa perbaikan dan pembangunan kembali sebagian Amerika. Oleh karena itu ia dipilih kembali sebagai Presiden Amerika dengan jumlah suara yang besar sekali.
Selama jabatannya yang kedua, dari 1937 sampai 1940 Presiden Roosevelt menghadapi banyak kesukaran. Ia berbeda pendapat dengan Mahkamah Agung Amerika, perekonomian Amerika menderita kemunduran dan pada September 1939, perang pecah di Eropa dengan penyerbuan Jerman ke Polandia. Melalui perundang-undangan, Presiden Roosevelt berusaha untuk menghindarkan Amerika dari peperangan, tetapi di samping itu ia juga memperkuat negara-negara yang terancam atau diserang.
Ketika Jepang menyerang Pearl Harbor di Hawaii pada tanggal 8 Desember 1941, Presiden Roosevelt memimpin pengerahan tenaga rakyat serta sumber-sumber yang ada untuk menjalankan perang total.
Sebelum Amerika Serikat, Churchill telah menyusun sebuah Deklarasi delapan pasal yang terkenal dengan nama Piagam Atlantik. Program ini dapat dikatakan sebagai program perdamaian.
Dalam program itu dimasukkan antara lain;
  • Hak rakyat untuk menentukan nasib sendiri.
  • Jaminan perdamaian serta bebas dari kemelaratan dan ketakutan.
Dua di antara empat kebebasan yang dicantumkan Presiden Roosevelt dalam amanat tahunannya kepada Kongres pada 6 Januari 1941.
Keempat kebebasan itu adalah:
  • Kebebasan untuk menyatakan pendapat.
  • Kebebasan untuk beragama.
  • Kebebasan dari kemelaratan
  • Kebebasan dari ketakutan.
Karena merasa bahwa perdamaian dunia pada masa datang akan tergantung pada hubungan antara Amerika Serikat dan Uni Soviet, Presiden Roosevelt banyak mencurahkan pikirannya untuk mendirikan Perserikatan Bangsa-Bangsa, di mana kesulitan-kesulitan internasional dapat diselesaikan. Sementara perang mendekati saat terakhir, kesehatan Presiden Roosevelt memburuk. Pada 12 April 1945, ia meninggal dunia akibat pecahnya pembuluh darah di otak yang mengakibatkan pendarahan otak.


Referensi